Swarm leadership is an adaptive,
emergent, connected, responsive, and collaborative model that belongs broadly
in the category of collective leadership
(Kelly,
Richard; 2019; Constructing Leadership in 4.0, swarm leadership and the fourth
industrial revolution)
Revolusi 1,2, 3 dan 4…..
Dalam sejarah peradabannya manusia telah menjalani 4 tahap revolusi:
Revolusi 1.0
dengan ditemukannya listrik yang mengubah pola hidup tradisional menuju bekerja
dengan mesin. Dalam sejarah
peradabannya manusia telah menjalani 4 tahap revolusi:
Revolusi 2.0
dengan ditemukannya pola kerja mata rantai (workline assembly) yang
mendorong otomatisasi.
Revolusi 3.0
dengan ciri teknologi komputerisasi mendorong kreatif untuk menciptakan
berbagai terobosan produk.
Revolusi 4.0
memberikan warna baru yaitu kehidupan digital dimana teknologi sangat melekat
dalam segala aspek kehidupan manusia.
Teknologi menjadi aspek penting dalam mata rantai pemenuhan permintaan
dan kebutuhan (supply chain demand),
serta menghubungkan manusia dengan manusia lain (connectivity).
Dalam era 4.0
setiap organisasi perlu menyadari bahwa pola kerja yang terbentuk adalah pola
kerja dengan bercirikan cloudworking dan freelance (specialist).
Keputusan akan diambil bukan dari satu sumber dan bersifat topdown,
melainkan hasil kolaborasi berbagai pihak di dalam dan luar organisasi. Dibutuhkan pendekatan baru dalam
menjalankan kepemimpin untuk menghadapi era 4.0 tersebut.
Jaringan antara manusia dan teknologi pada akhirnya akan membentuk satu ekosistem menuju peradaban baru (era 5.0).
Kepemimpinan 4.0: Swarm Leadership
Pada era 1.0 dan 2.0 yang mekanistis, keberadaan pemimpin yang karismatik dan dominan, sangat efektif dalam menjalankan organisasi.
Pada era 3.0 yang ditandai dengan keterbukaan informasi dan inovasi serta perubahan organisasi, pemimpin dituntut untuk menumbuhkan inspirasi, mengarahkan dan mendorong semua karyawan untuk berkembang. Tipe kepemimpinan seperti distributive leadership, transformational leadership, dan shared leadership tumbuh pesat dalam era 3.0.
Pada era 4.0, sejalan berkembangnya pola kerja freelance dan cloudworking, Pola Swarm Leadership menjadi pendekatan baru dalam mengelola organisasi. Pemimpin harus mampu berperan sebagai penghubung (connectivist leader), membaca data dengan cepat, menciptakan jembatan antara berbagai ide dan temuan serta menyatukannya dalam sebuah kerangka pikir dan platform teknologi.
Sejumlah
karakteristik Swarm Leadership:
- Bersikap terbuka dan belajar secara terus menerus terhadap ide dan gagasan baru.
- Memiliki pola pikir data analytic yaitu jeli dalam melihat data yang penting di masa depan, dan menciptakan sistem untuk selalu bisa menangkap dan mengolah data yang penting tersebut.
- Menghubungkan setiap ide dengan teknologi yang bisa dikembangkan.
- Memiliki kejelian dalam melihat kelebihan mitra, terutama dalam aspek teknologi yang bisa dikembangkan sesuai dengan visi organisasi.
- Bertindak dengan cepat dan melakukan improvement sesudahnya.
Organisasi yang
bertahan adalah organisasi yang mampu beradaptasi terhadap setiap perubahan
yang terjadi. Perubahan industri tidak
hanya menuntut manusia dalam menguasai teknologi yang berkembang, namun juga cara
memimpin dan mengelola organisasinya.
Swarm
Leadership mengharuskan setiap pemimpin untuk bisa
berpikir dengan cepat dalam membaca data dan situasi, menciptakan kolaborasi
dan menempatkannya dalam ekosistem (teknologi) yang tepat.
Terdapat dua hal penting yang harus dikuasai untuk menerapkan pola kepemimpinan tersebut, yaitu:
1. Membangun keahlian individu untuk memungkinkannya membaca perkembangan data dengan cepat dan
tepat;
2. Beradaptasi
dalam berbagai komunitas yang berbeda untuk meningkatkan kemampuan dalam membangun kolaborasi.
Dalam membentuk
individu ke arah gaya kepemimpinan tersebut, organisasi harus mengembangkan
pendekatan yang baru dari aspek budaya, kurikulum, metoda dan teknologi belajar.
Tags : Leadership
Artikel Selanjutnya : Membangun Sistem Pengembangan SDM Unggul Di Perusahaan